Selamat datang
kembali di kota Bandung mamen.
Tidak bosan dan bahkan seharusnya tidak pernah bosan untuk datang ke
Bandung. Makan gak makan asal ngumpul. Nyambung gak tuh kata-katanya.
“Enggak.”
“Hei Bil. Apa
kabar lo?”
“Baik.” Nabil
langsung duduk santai sambil mengambil remot
tv.
“Eh, Bil. Kita
udah minal aijin belum?”
“Belumlah. Gue
aja baru datang ke kosan lo sekarang.” Masih lanjut nonton tv.
“Yaudah, kalau
gitu kita salaman dulu dong.” Ini gue masih ngetik di laptop.
Kami ini sedang
berbicara sambil mengerjakan sesuatu hal yang sifatnya tidak terlalu penting.
Akhirnya, tidak
ada gerakan untuk melakukan salaman. Pekerjaan sendiri-sendiri itu pun
dilanjutkan kembali. Gue ngobrol sambil membelakangin Nabil. Nabil balas
obrolan gue sambil nonton tv.
“Roe, jam
segini apaan sih acara tv yang seru?”
“Jiah, lo malah
nanya gue. Mana gue tau Bil.”
“Bingung gue.
Udah berapa lap nyari canel yang bagus acaranya susah amat.” Nabil memmutuskan
kan untuk mematikan tv.
“Lagi nulis
apaan lo Roe?” Ini masih Nabil yang ngomong.
“Biasalah.
Tulisan buat gue masukin ke blog.”
“Eh, blog lo
bukannya udah gak bisa kebuka lagi ya?”
“Iya. Gue telat
bayarnya. Kan gue balik ke Aceh. Disana tuh gue jarang banget buka internet.”
“Terus, lo kan
udah balik ke Bandung men. Kenapa gak lo bayar sekarang?”
“Itu dia
masalahnya Bil. Gue mau bayar. Terus gue baca lagi aturan penjual domain
tersebut.”
“Hasil yang lo
baca menunjukan?”
“Menunjukan
bahwa semua data yang pernah ada di blog gue hilang.”
“Eh, buset.
Hebat bener bias hilang begitu saja. Gak lo Tanya dulu kesana?”
“Enggak ah,
males banget gue nanya kesananya.”
“Wah, lo enggak
menghargai kerja keras lo selama ini dong. Lagian, di blog lo heruwbsono.com
nama gue banyak ke publis.”
“Oh, men.” Ini
masih Nabil ya yang ngomong.
“Udahlah gak
perlu bahas begituan. Lagian juga data mentahnya ada di gue. Ya cuma belum
di-edit aja.”
“Yaudah, kalo
itu pilihan lo.”
“Oke.” Ini gue
yang ngomong.
“Terus sekarang
lo buat apaan?” Nabil mulai kepo.
“Ya nulis
tentang pengalaman gue selama disana hingga gue bisa bertahan lagi untuk datang
ke kota Bandung.”
“Oke juga tuh.
Gue mau dong dengarin cerita lo.”
“Tapi, ya gak
keren ceritanya sekarang. Soalnya pengalamannya ya, biasa-biasa aja.”
“Hahaha…”
“Kenapa lo
ketawa?”
“Lucu aja.”
“Lucunya di
bagian mana?”
“Hmm… gak tau.
Pengen aja.”
“Yaudah, gue
mulai aja nih ceritanya.”
“Tunggu,
tunggu… ini nantinya lo mau nampilinnya dimana? Kan blog lo udah hilang?”
“Ya dimana lagi
kalo gak di roetemptastic.”
“Oh, disana.
Bukannya disana tempatnya lo naruh-naruh foto sama kutipan-kutipan keren?”
“Itu dulu Bil.
Sekarang sudah menjadi beda. Semenjak blog resmi gue telah tiada. Dan
perjalanan itu dimulailah dari sekarang ini Bil.”
“Oke. Gue jadi
gak sabar buat melihat apa yang terjadi selanjutnya.”
“Yaudah,
sekarang lo jangan banyak nanya lagi. Ntar gue kapan nulisnya?”
“Oke.”
…
Saat ini gue
akan mecoba melanjutkan cerita gue yang tadinya telah terganggu oleh Nabil.
Sekarang gue jadi bingung mau mulainya dari mana. Darima aja okelah. Boleh.
Kita coba sekarang.
Kemarin gue
selesai menulis buka bersama BlackBoxBDG.
Nah, sekarang kelanjutannya. Dimana gue akan kembali ke kampung halaman. Tidak.
PIM bukanlah kampung halaman gue. Mungkin apa yang pernah dikatakan Husen itu
benar. Bahwa PIM bukanlah sebuah kampung halaman buat angkatan gue.
Kenapa? Karena
waktu gue balik kesana tidak semua angkatan gue ada. Itu hanyalah tempat
persinghaan belaka. Itu hanyalah tempat dimana orang tua kita berkerja. Gue
hanya menumpang saja disana. Tidak untuk menetap. Gue jadi bingung. Jadi,
kampung halaman gue sebenarnya ada dimana? Soalnya kampung halaman itu adalah
dimana kalau kita balik (baca: pulang) kesana gue bisa ketemu teman-teman lama.
Semuanya. Kecuali memang bener-bener pindah karena ada alasan sesuatu hal.
Cerita ini
sebenarnya masih dan akan panjang. Berhubung gue udah lama gak ngelanjutin ini
tulisannya, jadinya gue lupa tentang pengalaman gue yang biasa saja ini. Haha..
Sepertinya gue
sudah harus memikirkan untuk mencari kampung halaman gue untuk masa separuh
baya nanti. Cita-cita gue adalah menjadi ketua RT dikampung halaman baru yang
kreatif abis. Semoga ide gue semakin banyak ketika gue makin bertambah usia
nanti. Aamiinn.
Bandung,
28 Agustus 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar