Minggu, 16 Oktober 2011

Mengenang Masa Lalu

Hai teman-teman SMA gue. Apa kabar kalian semuanya? Gue berharap kalian semuanya baik-baik aja disana. Entah kenapa gue tiba-tiba kangen dengan kelas 12 IPA 2 hari ini. Gue kangen suara kalian semuanya? Iya, suara ributan kalian. Suaranya itu sampai nembus ke kantor guru yang ada dibawah.

Gue kangen liat ekspresi guru-guru ngajar di dalam ruangan kita. Gue ingat anak-anak yang ada di belakang di lemparin kapur gara-gara berisik banget. Gue ingat satu kelas pernah di lemparin kapur satu kotak gara-gara engga ada yang bisa ngejawab. Haha.

Gue ingat dulu pelajaran Bahasa Inggris itu bukan ngajarin Bahasa Inggris, tapi ngajarin agama. Satu ruangan kelas engga ada yang ngebantah lagi. Malah dengarin si bapak itu ngmong dengan suasana yang tenang. Iya, kayak suasana ujian aja. Pokoknya luculah.

Gue ingat waktu kita selesai ujian. Biasanya selesai ujian itu kita engga ada belajar lagi di kelas. Waktu itu pelajarannya Bahasa Inggris. Haha. Ada apa sih sebenarnya dengan pelajaran ini. Anak-anak disuruh mengambil tivi di kelas sebelah. Kemudian hidupin film apa ya? Gue lupa dah. Pokoknya itu engga ada sangkut-pautnya dengan pelajaran.
Tiga puluh menit kemudian…

Seorang guru datang masuk kedalam kelas kami. Kelas 12 IPA 2. Alhasil, satu kelas pada terdiam. Ada yang telan ludah karena ketakutan. Ada yang mau lompat kejendela. Ada yang jadi patong. Ada yang tidur. Ada yang makan gorengan. Ada yang poto-poto di belakang. Ada yang merhatiin si bapak itu terus.

Memangnya apa yang si bapak lakuin Ru?

Kalian tau siapa yang datang itu? Bapak WKS1 (Wakil Kepala Sekolah 1).

Bisa dibilang …

Gue bingung bisa dibilang apaan. Wah, campur aduk dah kalo di bilang. Datang menuju tivi. Ngeluarin DVD yang ada di dalam. Kemudian berbicara bentar. Gue udah lupa beliau bicara apaan. Lima detik kemudian, “KRAAAK~” Suara kaset DVD di patahkan.

Memang gitu suaranya ya Ru? Kok gue ngerasa aneh yang dengar suaranya ya. 

Ya, terus gue mau tulis apaan. Ya lebih dan kurang seperti itulah suaranya. Kemudian beliau keluar kelas dengan gaya paling cool se kota Medan. Pintu di tutup kembali. Guru yang ada di depan gue Cuma bisa diam saja. Ya senyum-senyum jugalah. Haha. Satu kelas bergemuruh.

Makianpun keluar dengan spontanitas. Tiba-tiba masuk lagi si bapak. Kelas hening kembali. “Kalau sampai ada yang bawa kaset CD lagi …” (sebagian text hilang. Karena gue lupa.) Keluar lagi si bapak. Makian lagi yang di datangkan anak-anak dalam kelas. Susana kelas makin kacau. Ribut seributnya.
Wah, banyak dah pokoknya kenangannya itu.