Hai
teman-teman SMA gue. Apa kabar kalian semuanya? Gue berharap kalian semuanya
baik-baik aja disana. Entah kenapa gue tiba-tiba kangen dengan kelas 12 IPA 2
hari ini. Gue kangen suara kalian semuanya? Iya, suara ributan kalian. Suaranya
itu sampai nembus ke kantor guru yang ada dibawah.
Gue
kangen liat ekspresi guru-guru ngajar di dalam ruangan kita. Gue ingat
anak-anak yang ada di belakang di lemparin kapur gara-gara berisik banget. Gue
ingat satu kelas pernah di lemparin kapur satu kotak gara-gara engga ada yang
bisa ngejawab. Haha.
Gue
ingat dulu pelajaran Bahasa Inggris itu bukan ngajarin Bahasa Inggris, tapi
ngajarin agama. Satu ruangan kelas engga ada yang ngebantah lagi. Malah
dengarin si bapak itu ngmong dengan suasana yang tenang. Iya, kayak suasana
ujian aja. Pokoknya luculah.
Gue
ingat waktu kita selesai ujian. Biasanya selesai ujian itu kita engga ada
belajar lagi di kelas. Waktu itu pelajarannya Bahasa Inggris. Haha. Ada apa sih
sebenarnya dengan pelajaran ini. Anak-anak disuruh mengambil tivi di kelas
sebelah. Kemudian hidupin film apa ya? Gue lupa dah. Pokoknya itu engga ada
sangkut-pautnya dengan pelajaran.
Tiga
puluh menit kemudian…
Seorang
guru datang masuk kedalam kelas kami. Kelas 12 IPA 2. Alhasil, satu kelas pada
terdiam. Ada yang telan ludah karena ketakutan. Ada yang mau lompat kejendela.
Ada yang jadi patong. Ada yang tidur. Ada yang makan gorengan. Ada yang
poto-poto di belakang. Ada yang merhatiin si bapak itu terus.
Memangnya apa yang si bapak lakuin Ru?
Kalian
tau siapa yang datang itu? Bapak WKS1 (Wakil Kepala Sekolah 1).
Bisa
dibilang …
Gue
bingung bisa dibilang apaan. Wah, campur aduk dah kalo di bilang. Datang menuju
tivi. Ngeluarin DVD yang ada di dalam. Kemudian berbicara bentar. Gue udah lupa
beliau bicara apaan. Lima detik kemudian, “KRAAAK~” Suara kaset DVD di
patahkan.
Memang gitu suaranya ya Ru? Kok gue ngerasa aneh yang dengar
suaranya ya.
Ya,
terus gue mau tulis apaan. Ya lebih dan kurang seperti itulah suaranya.
Kemudian beliau keluar kelas dengan gaya paling cool se kota Medan. Pintu di
tutup kembali. Guru yang ada di depan gue Cuma bisa diam saja. Ya senyum-senyum
jugalah. Haha. Satu kelas bergemuruh.
Makianpun
keluar dengan spontanitas. Tiba-tiba masuk lagi si bapak. Kelas hening kembali.
“Kalau sampai ada yang bawa kaset CD lagi …” (sebagian text hilang. Karena gue
lupa.) Keluar lagi si bapak. Makian lagi yang di datangkan anak-anak dalam
kelas. Susana kelas makin kacau. Ribut seributnya.
Wah,
banyak dah pokoknya kenangannya itu.