Kebiasan
gue saat ini seharusnya tidak perlu dicontoh. Doyan tidur setelah sholat
magrib. Kadang juga suka tidur pas waktu dengar suara adzan. Memang dunia ini
tugasnya membuat manusia menjadi lupa apa yang harus dipertanggungjawabkan di
hari akhir.
Singkat
cerita, waktu gue kebangun jam sepuluhan lebih akibat mendengar nada sms. Satu
lagi kebiasan buruk gue adalah suka lupaan naruh barang. Kata singkatnya adalah
teledor. Alhasil, gue harus gulingkan kasur untuk mencarinya ke sudut-sudut
ruangan.
Lima
menit kemudian…
Akhirnya
gue bisa ingat. Kalo gue tadi sore ada keluar kosan dan tu hape gue taruh di
saku jaket. Buru-buru gue menuju kearah pintu kamar untuk meraih hape. Kemudian
gue lihat, wah, ada dua sms nih. Dari siapa aja ya kira-kira. Ternyata teman
gue sms kalo dia mau ngajak futsal selasa malam. Langsung aja gue bales dengan
singkat ‘Bisa’.
Sms
yang kedua ini yang gue udah sedikit mulai curiga. Smsnya datang dari bokap.
Dalam hati gue mikir, kenapa bokap sms semalam
ini, ga biasanya. Nasib burukpun dimulai.
Bokap: Ass…dah tidur nak?
Mampus, mau jawab apa ni. Gue aja baru
bangun, malah ditanya udah mau tidur.
Yasudahlah, gue jawab aja seaadanya.
Heru: Walekumsalam pa. Ini juga mau tidur
pa. Ada apa pa?
Ajaibnya,
gak nyampe satu menit udah dibales
lagi smsnya sama bokap.
Bokap: Beasiswanya besok papa kirim ya nak.
IPnya dapat 2.75?
Awal
smsnya hati gue gembira banget. Ternyata setelah kalimat beasiswa ada udang di
balik batunya. ‘JLEB’ banget kata-katanya. Gue panik tingkat Ujian Nasional
anak SMA. Bingung mau jawab apa. Setelah gue berpikir panjang, akhirnya gue
nemu kata-kata yang membuat sms menjadi sedikit panjang.
Heru: Iya pa. Nialainya belum keluar
semuanya pa. Mau nanya IP sekarang atai IPK-nya pa?
Ini
gue jawab dengan penuh kejujuran, tanpa harus merugikan pihak lain. Memang
benar, nilai dikampus itu lumayan lama keluarnya. Sebenarnya kata-kata tadi itu
buat ngulur-ngulur aja, sampe gue nemu kata-kata yang lebih indah lagi buat
dikumandakan. Apa sih Ru…
Ternyata
sms tadi memancing bokap untuk keluar dari sarangnya. Ibaratnya membangunkan
harimau yang sedang tidur. Seperti biasa, kali ini gak nyampe tiga puluh detik
gue bales smsnya, udah bunyi lagi hapenya. Dengan rasa tidak penasaran sama
sekali, gue harus membuka sms ini.
Bokap: IP semester ini n IPnya brp nak?
Kubur gue sekarang TOLOOONG~ Akhirnya gue Cuma bisa pasrah menjawab sms
bokap.
Heru: Ip semester ini masih jelek nilainya
pa untuk di-publish. IPK juga masih 2.03 pa.
Sms
ini mengakhiri obrolan bapak dan anaknya, seperti induk meninggalkan anaknya
yang lemah untuk menjemput anak yang lebih kuat lainnya.
Sepuluh
menit kemudian… (belum ada balesan).
Tiga
puluh menit kemudian… (belum juga dibales).
Satu
jam kemudian… (memang bokap bingung mau bales apa).
Akhirnya
gue tinggal tidur sampe mikir reaksi bokap disana. Waktu itu cuma dapat tiga
reaksi bokap kayak gimana.
- Setelah baca sms dari anaknya, gak sengaja hape bokap terjatuh. Makanya gak bisa ngebales sms gue.
- Setelah dapat sms dari anaknya, ternyata bokap lagi masak mie instan di dapur. Maklum aja, perut bokap gak bisa lapar. Kalo udah lapar bawaanya kalem sekali. Terus, gara-gara keasyikan makan jadi lupa anaknya tadi ada sms.
- Setelah dapat sms dari anaknya, rupanya bokap lagi nongkrong di rumah teman sepermainannya. Udah pasti ngopi, ngerokok, dan makan kacang sampe lupa waktu pulang. Sms guepun terabaikan.