Hai
kawankemon gue mau cerita dikit nih. Langsung aja. Gini ceritanya. Gue kan baru
keluar kelas abis masuk praktikum. Terus
gue turun ke bawah mau pulang ke-kosan. Gue mampirlah bentar ke ATM mau cek
uang anak-anak.
Nah,
disinilah mulai konflik itu terjadi. Jadi, gue masuk ke dalam ATM sekaligus 3
orang sekali masuk. Kebutulan saat itu ATM lagi tidak ada penghuninya. Jadi yang
ada pada saat itu hanya gue, bapak Sok Ganteng. Sebut saja namanya begitu. *Masih
gantengan gue lagi daripada bapak SG. kita singkat saja namanya. Satu orang lagi
mahasiswa tidak dikenal. Ternyata gue menuju ke tempat ATM yg tidak bisa
dipergunakan. Trus gue antri dibelakang Bapak SG tersebut.
Masuklah
dua mahasiswa yang ingin menggambil uang juga atau cuma mau cek saldo. Sudahlah
kita tidak usah membahasnya. Mereka juga mengantri dibelakang gue. Tiba-tiba
saja bapak SG tadi menoleh kebelakang. Marah–marah atau ketakutan lagaknya gue gak urus dah.
Terus
bapak SG itu bilang “Saya gak nyaman kalau ada kalian dibelakang sayaa, jadi kalain
tunggunya diluar aja deh.” Sambil melindungi ATM-nya serasa ATM tuh punyanya
sendiri. Dan matanya itu bicara ke gue seakan-akan gue yang kena ceramah.
Kebetulan
gue lagi capek, terus gue bilang dengan spotanitas aja “Kalo mau nyaman ambil
uangnya di rumah aja pak, jangan disni.” Dalam hati gue bilang “Siapa juga yang mau ngambil uang bapak,
biasa aja dong pak.”
Gue
melanjutin omongan gue yang belum selesai “Di sini udah biasa antri di dalam,
tapi gak ada orang yang marah–marah kayak bapak.” Dengan nada sedikit tinggi. Biasalah,
gue gampang emosian. Dua orang mahasiswa tadi keluar dengan sendirinya. Mahasiswa
yang tidak gue kenal tadi mencoba memperhatikan gue dengan bapak SG. Eh, bapaknya malah marah-marah ke gue. Pake acara datangin gue lagi, hampir keluar naluri binatang yang ingin mukulin gue. Saat itu untungnya gue lagi puasa. “Santai Pak.” Kata gue sambil tersenyum plus geleng-geleng kepala. Akhirnya gue menunggu bapak tadi di mesin ATM yang rusak. Tepatnya disebelah bapak SG.
Gue
perhatiin bapak itu dikit, ternyata dia baru buka tabungan, sambil
membawa kertas pin barunya.
Mungkin dia mau ganti pin atau apalah. Mana sambil
marah-marah tidak jelas lagi sendirian. Mahasiswa yang gue tidak kenal tadi
meninggalkan ATM. Akhirnya gue langsung menuju ATM yang satu lagi. Jadi siapa yang
salah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar