Alhamdulillah.
Usia gue akhirnya terus membesar seiring perkembangan waktu yang begitu pesat.
Gue enggak bisa tahan dulu untuk tidak buru-buru nambah usianya. Soalnya dengan
umur segini seharunya bukan jadi mahasiswa S1 lagi, tapi S2.
“Eh,
Roe. Kenapa sih lo suka merendahkan diri lo sendiri? Padahal lo itu-kan
sebenarnya enggak rendahan men.”
"Ya, gue kayak gini juga buat semangatin diri sendiri Bil."
"Ya, gue kayak gini juga buat semangatin diri sendiri Bil."
“Terus, ada yang spesial di ulang tahun lo tahun ini?”
"Enggak ada. Dan gue emang enggak mengharapkan yang spesial di acara tahunan
beginian. Soalnya lo tambah tua masa lo dikasih selamat. Seharusnya lo sedih
dong."
“Jiah,
beda kali. terus lo maunya gimana jadinya?”
"Gue gak mau 'gimana'. Biasa aja. Paling, semakin bertambah usia harus lebih bisa mengontrol emosi."
"Gue gak mau 'gimana'. Biasa aja. Paling, semakin bertambah usia harus lebih bisa mengontrol emosi."
“Pasti
FB lo rame yang ngucapin ulang tahun?”
...
Haha. Enggak men. Gue sengaja ilangin tanggal ulang tahun gue. Males banget gue
baca kata-kata "Selamat ulang tahun Heru. WYATB." Sampe berulang
kali. Lebih baik hilangin aja. Biar kayak sepert biasanya.
“Berarti
enggak ada yang ngucapin selamat ulang tahun dong tahun ini?”
"Pasti adalah. Keluarga gue dan teman-teman dekat gue. Udah itu aja."
"Pasti adalah. Keluarga gue dan teman-teman dekat gue. Udah itu aja."
“Doa
lo apaan di ulang tahun #24thRoe ini?”
Apaan
ya? Waduh, gue lupa doa pulak nih pas hari selasanya. Gimana dong. Bisa doanya
sekarang enggak ya? Masih bisa keterima enggak ya.
Sukses selalu buat keluarga gue. Maksudnya semoga keluarga gue selalu dimurahkan rejekinya.
1.
Semoga
keluarga gue selalu diberikan kesehatan.
2.
Semoga
keluarga gue terhindar dari orang-orang jahat pada keluarga gue.
3.
Semoga
gue bisa segera mengandung sebuah judul TA. *doabaru
4.
Semoga
tahun depan gue bisa menuliskan "Nothing Hate U" di salah topi apalah
itu namanya. *doabaru
5.
Semoga
Heru Wibisono bisa... Jalan-jalan Men~ *doabaru
“Loh,
kan lo yang ulang tahun kenapa lo malah doain keluarga lo?”
"Gue udah terlalu sayang sama keluarga gue. Jadi, mau mau harus gue doain keluarga gue."
"Gue udah terlalu sayang sama keluarga gue. Jadi, mau mau harus gue doain keluarga gue."
“Mau
enggak mau kali maksudnya.”
Iya
apapun itulah. Gue itu orangnya enggak pandai berekspresi bahwa gue sayang sama
mereka semua. Gue itu orangnya datar aja kalo urusan sayang menyayang. Maka
dari itu gue memang kurang dekat dengan keluarga gue sendiri. Soalnya sekil
ngomong gue cuma 3% dari ngebacotin orang.
Sudahlah.
Gue ingin menyudahin perbincangan kita kali ini. Kurang lebih apabila ada kata
yang tidak menyinggung gue tidak perlu minta maaf.
“Enggak
ada kado jadi buat lo?”
"Gila, ya mana adalah. Untungnya orang tua gue baik. Gue dikasih jajan buat beli kado sendiri."
"Gila, ya mana adalah. Untungnya orang tua gue baik. Gue dikasih jajan buat beli kado sendiri."
“Jiah,
kado kok lo beli sendiri. Bukan kado namanya itu.”
Ya
bilang ajalah kado itu Bil. Soalnya dari orang tua gue itu. Gue beliin buku aja
secukupnya buat nambah-nambah referensi otak gue buat nulis indie ini. Biar
tetap eksislah.
“Benar
juga lo Roe. Kalo lo eksis kan gue juga bisa juga eksis pastinya, tapi Roe
janji lo belum lo tepatin.”
"Apaan
tu?"
“Katanya
lo bakalan nulis lima atau enam judul tiap bulannya. Bulan ini cuma satu
tulisan lo.”
Maapin
gue. Gue sibuk cari inspirasi buat kandungan tulisan TA gue. Entar kalo udah
dapat, baru kita bagi-bagi lagi waktu mainnya. Oke Bil. Ide tulisan indie gue
banyak kok, santai aja lo. Mau nemuin dulu ide tulisan ilmiah. Biar cepat-cepat
bisa keluar dari zona amannya.
"Zona
aman? Maksud kedatangannya apaan Roe?"
"Main
aja, tunggu pada tanggalnya."
“GILAAA
INI ORANG.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar