Hallo
semua. Tanggal 5 Mei 2013 sudah lewat. Kalian tau itu hari apa? Katanya sih,
itu hari anak. Kalau di Korea Selatan ya. Bisa jadi itu hari anak sedunia. Cari
sendiri deh itu anak sedunia apa cuma di Korea Selatan doang.
Sebenarnya
tanggal lima yang sudah lewat ini adalah hari jadinya web heruwbsono.com. Tepuk
tangan dulu dong. Gue tau, pasti kalian enggak tepuk tangan melainkan membaca
doang. Ya enggak apa. Baca blog gue aja gue sudah sukur, enggak dibaca malah
lebih bagus lagi. Gue bisa nulis macam-macam.
"Macam-macam
gimana maksud lo?"
“Eh,
ada Nabil disini. Hallo bro.”
"Kok
lo ngomong enggak dikasih tanda petik dua? Itu kan termasuk kalimat
langsung."
“Ya
tujuannya biar bisa ngebedain doang.”
"Ya
enggak bisa gitu dong, didalam pelajaran Bahasa Indonesia lo udah salah
nih."
“Ya
gak apa salah. Kan gak dinilai juga. Beda kalo dinilai. Ngapain lo kemari tiba-tiba?”
"Ini
gue cuma mau minjam internet lo."
“Memang
internet di rumah lo kenapa?”
"Mati.
Gue belum bayar tagihannya."
“Muka
kayak lo memang pantas suka telat bayar. Gimana rakyat kita yang menengah
kebawah bisa sejahtera kalo kebanyakan orang kayak lo.”
"Apa
hubungannya kuku lintah. Kalo gue bayar atau enggak yang untung mah ya
perusahaannya. Emagnya gue mau bayar pajak. Itu baru enggak boleh telat.
Apalagi sampe enggak bayar."
“Oiya,
itu pajak ya. Gue baru sadar Bil.”
"Eh,
lo ini lagi nulis apaan?"
“Oh,
itu lagi nulis buat blog gue selanjutnya.”
"Ehey,
kebetulan ada gue disini. Masuk lagi deh nama gue di blog lo. Bahas apaan
nih." Nabil buka MS Word gue dan baca beberapa kalimat awal.
"Hah,
Tidak Bisa Membantu. Kok kalimat awalnya lima mei?"
“Ya
ini gue baru mau nulis. Lo tiba-tiba datang.”
"Memangnya
ada apaan sih." Baca lagi kalimat berikutnya.
"Hari
anak ya?"
“Mana
gue tau. Gue nonton Running Man katanya hari anak. Bisa jadi guenya salah
artiin.”
"Oo.
Ternyata blog lo lahirnya tanggal lima. Udah berapa tahun ini blog?"
“Dua
atau tiga tahunan. Gue udah lupa.”
"Yaella,
dua tahun aja komentar di blog lo ini masih dikit banget. Banyakan upil gue
daripada komentar pembaca blog lo."
“Ya
maklumlah. Blog gue ini masuk ke dalam kategori indie. Jadi gue nulisnya
enggak ngikutin perkembangan pasar. Gimana guenya aja. Gue lagi suka nulis ini.
Nulis.”
"Pantesan.
Tulisan lo kebanyakan THH. Haha."
“Haha.”
*Ikut ketawa dalam hati.*
Sempak
juga ini anak gue udah mati-matian buatnya dibilangnya THH. -Masih ngomong
dalam hati- Awas aja kalo gue udah terkenal nama lo enggak gue sebutin. -Tetap
ngomong dalam hati-
"Woi,
Roe. Melamun aja lo. Yaudah, mulai sekarang lo ikutin berita ter-update
dong. Kayak kasusnya Eyang Subur."
Aimak.
Nama begitu gue bahas. Udah banyak banget stasiun swasta tayangin itu berita.
Gue itu mau yang beda. Kayak kasusnya anak kecil tenggelam di kamar mandinya
sendiri. Lo tau kagak?
"Hah?
Enggak tau gue berita-berita begituan. Seriusan itu ada?"
Makanya
lo baca berita. Jangan cuma nonton berita. Ini beneran ada. Barusan gue dapat
ide mau buat beritanya.
"Ealaa~
sempak juga ini anak. Gue kira benaran ada beritanya."
Udah,
lo mau pake internetnya enggak? Kalo enggak gue mau lanjut nulis lagi nih.
"Mau
sih, tapi gue masih penasaran dengan tanggal lima Mei ini. Gimana kalo lo
lanjutin aja ni tulisan. Kalo lo butuh ide gue bisa bantulah. Jangan lupa
masukin nama gue kalo emang itu idenya gue. Ya numpang terkenal gratis kan
enggak ada benarnya."
"Salahnyaaa..."
Kemudian
gue lanjutin tulisan yang sempat terhenti sejenak.
Kembali
lagi dengan tanggal Lima Mei. heruwbsono.com lahir ke dunia maya. Awalnya ini
hanya tugas biasa doang. Setelah selesai tugasnya gue rombak ni web jadi
blog pribadi gue.
“Jiah,
masa lo ulang lagi cerita lo yang udah pernah lo bilang sebelumnya.”
"Yakan
ini Cuma mengingat kembali doang."
“Yaudah
terus kenapa lo bahas tentang blog lo ini?”
"Ya
gue cuma memperingati hari jadi blog gue aja. Enggak lebih."
“Biasanyakan
ada orang yang memberikan hadiah kalo blognya sedang berulang tahun. Nah, lo
kok enggak sih?”
Yakan
gue belum punya penghasilan dari blog gue ini. Apa yang mau gue bagiin buat pembaca
setia gue.
“Nah,
itu yang harus lo pikirkan. Bagaimana lo harus berfikir secara kreatif supaya
bisa mencuri perhatiaan republik dunia maya.”
"Contohnya
gimana?"
“Ya
lo harus ikutan kuis apapun di dunia maya. Biar bisa mendapatkan keuntungan. Selain
lo bisa terkenal, lo juga bisa mendapatkan hadiah. Atau lo promoin blog lo ke
twitter juga bisa.”
Wah,
kalo masalah promoin blog gue ke dunia maya gue belum berani bro. Soalnya blog
ini isinya kebanyakan THH semua. Ya lo tau sendiri kalo blog gue alirannya indie.
Jadi ya suka-suka gue isinya. Gimana bisa orang tertarik kalo isinya aja udah
THH.
“Mulai
sekarang lo harus nulis yang benar. Benar. Benar. Benar…”
"Gue
udah nulis yang benar kale."
“Maksudnya,
lo harus rutin menulis. Ya setidaknya dalam satu bulan lo bisa mengahasilkan
enam atau lima tulisan. Apapun itu.”
Waduh,
sulit juga ya kalo gue melakukan hal seperti itu. Biasnya juga gue dalam
sebulan satu tulisan aja udah bangga. Apalagi bisa jadi enam tulisan. Bisa buat
buku lama-lama gue.
“Ya
bisalah. Asal lo bisa ngatur waktu dengan benar. Lo bisa buang jauh-jauh
aktifitas lo yang kurang bermanfaat atau sama sekali tidak ada manfaatnya.
Misalnya kayak sekarang ini lo suka tidur di siang bolong. Lo suka koleksi
foto-foto artis yang sama sekali tu artis enggak kenal sama lo terus lo print.
Kemudian lo bingung mau lo apain tu foto.”
"Ya
yang gue suka koleksi foto artis itu enggak usah disebut juga kali. Malulah
gue."
“Ya
emang itu enggak ada manfaatnya buat lo. Kecuali lo memang jadi fotografer.
Bolehlah. Mau gue kasih tau lagi hal yang tidak pentingnya lo itu ngapain?”
"Apaan?"
“Serius
ni mau gue kasih tau?”
"Yang
mana?"
“Itu..”
"Mana?"
“*(^*#$*($^(*!^(^#(%$^(%(#@%)@#&%!%^********”
"SUSUUUU~
Nah, yang itu enggak usah dibahaslah. Oke."
“Tukan
lo udah buat para pembaca menjadi penasaran.”
"Lo
harus tau, kalo lo harus bisa menutupin kebaikan lo sebagaimana lo menutupin
aib lo sendiri."
“Ya
kalo yang ini aib lo sendiri.”
"Iya
juga ya. HAHAHA." *Garuk-garuk kepala, badan, punggung dan masih banyak lagi
yang digaruk akibat salah tingkah.*
“Yaudah
mau dilanjuttin lagi enggak nih.”
"Oke."
“Sekarang
lo harus berfikir mulai lo bangun tidur. Aktifitas apa yang harus bermanfaat
yang akan gue lakuin hari ini.”
Gila
lo Ndroo. Gue bangun tidur biasanya liat jam, terus tidur lagi. Paling setengah
jam kemudian gue baru bangun. Itu juga kalo bangun. Kalo enggak lanjut lagi
menjadi anak yang tidak berguna bagi siapapun.
“Itu
dia yang membuat otak lo tidak berkembang. Makanya banyak-banyakin nonton.”
"Gue
sering nonton kok."
“Nonton
kehidupan orang lain maksudnya. Di dunia nyata. Bukan di dunia pertepisian.”
"Bedanya
dimana?"
“Kalo
di tv lo enggak bisa nanya-nanya. Kalo dunia kehidupan sehari-hari kan lo bisa
berbagi cerita. Buat nambah semangat lo sendiri atau orang lainnya juga bisa.”
Ya
jujur aja ni gue itu orangnya enggak bisa di motivasi dengan orang lain.
Seperti, orang tua, dosen, pacar, sodara gue, Mario Teguh, status FB teman yang
bijak, RT-an tweet motivasi dan enggak tau lagi apaan.
“Jadi
apaan yang membuat lo menjadi termotivasi? Lo harus mulai berfikir sekarang.
Jangan di waktu lo udah tua lo harus kerja berat-berat. Di waktu muda inilah lo
harus keluarkan semua kekuatan lo buat di masa akan datang. Biar lo enggak
susahnya kemudian. Lo seharusnya bersyukur punya orang tua yang baik. Masih
dikasih uang jajan. Padahal umur lo udah enggak layak lagi dikasih uang jajan.
‘Sana kerja, masih minta uang aja.’ Itu sih kata kasarnya aja ya. Kebanyakan
teman lo udah sukses. Masa lo belum sih. Kemana kemaluan yang enggak bisa lo
pindahin itu menanggungnya?”
"Hah,
gue jadi enggak ngerti kata-kata lo yang terkakhir itu."
“Ah,
sudahlah…”
"Untuk
bertambah semangat gue dalam hal tulis menulis. Bagaimana kalau gue beri nama
panggilan buat para pembaca setia gue."
“Boleh.
Apaan?”
"Apaan
ya? Topeng."
“Kedengarannya
asyik, tapi itu terlalu simpel.”
"Hmm..
IHIY~ namanya adalah hmmtopeng."
“Hmmtopeng?”
"Iya.
Gimana?"
“Hmmtopeng…
hmmtopeng… hmmtopeng…”
"Gimana
Bil?"
“Terus
kalo lo mau manggilnya gimana? Masa lo harus ngeden dulu pake kata ‘hmm’?”
"Ya
setidaknya ada penekanlah."
“Wah,
ribet ya. Gimana kalo The Private of Topeng?
Gila
lo Ndrooo.. Emang gue mau buat band apa. Panjang amat tu nama. Lagian lo campur
bahasanya ada bahasa Inggris, ada Indonesia. Kan, enggak enak gitu
kedengarannya.
“The
leaders of Topeng.”
"Yaudah
deh, untuk sementara gue pake ‘The Leaders Of Topeng’."
“Bentar,
lo tau enggak maskudnya apaan tuh?”
"Ya
enggak taulah. Kan lo yang buat."
“Gue
juga enggak tau. Pokoknya kedengaran keren udah cukup menurut gue.”
Ah,
lo. Buat nambah kerjaan aja ya. Topeng artinya penutup muka. Maksudnya disini
adalah pembaca blog gue ini pasti ada pro dan kontra. Ya walau banyakkan yang
kontranya. Hahaa. Soalnya isinya juga THH.
Leaders adalah pemimpin. Jadi para pembaca
gue adalah segalanya buat gue. Kalo enggak ada yang baca buat apa gue panjang
lebar nulisnya.
“Artinya
kalo disatuin apaan?”
"Para
pemimpin dunia maya yang senang menggunakan topeng."
“Kayak
para pejabat tinggi aja artinya. Masa pembaca lo mau dikasih yang begituan.
Yang ada kabur tau.”
"Benar
juga lo. Yaudah yang simple aja. OSISMEI."
“Lo
kan bukan anak SMA lagi.”
"Apaan
dong. Yaudah balik lagi ke awal aja. Roetemptastic."
“Oke.
Lanjut. Kita kembali lagi dengan memotivasi diri sendiri.”
Gue
itu orangnya mood-mood-tan. Enggak juga sih. Yang penting apa yang gue senang
pasti gue lakuin dengan sungguh-sungguh.
“Jadi
lo kuliah enggak sungguh-sungguh makanya lo lama lulusnya?”
"Jiah,
ini anak malah bahas kuliah."
“Harus
dong. Kan lo itu teman gue. Masa mau lo mau sih jalan di tempat terus. Maju
bro.”
"Majulah
gue kalo gitu ya. Udah lama nih enggak maju-maju."
“Harus
itu. Kalo enggak lo bisa ketinggalan jauh bahkan lo sekarang udah overlap
sama teman-teman lo.”
"Terus,
gimana dong caranya biar gue bisa menyusul teman gue itu?"
“Salah
satu caranya untuk membuka jalan adalah dengan cara meluluskan kuliah lo
terlebih dahulu.”
Benar
juga lo. Sekarang gue itu mentoknya di kuliahan. Seharusnya dengan umur segini
gue udah bisa banyak melakukan sesuatu yang bermanfaaat buat orang tua gue. Ah,
sudahlah~
“Mulai
sekarang lo harus menyusun strategi. Lo harus mempunyai target. Itu..”
"Siap
pak boss."
“Lo
udah ada target setelah lo selesai kuliah lo mau ngapain selanjutnya?”
Hmm..
Belum tau sih. Kata nyokap gue suruh balik dulu ke Aceh. Disuruh istirahat
dulu. Ya sekalian temanin nyokap gue di rumah. Kalo gue pribadi sih pengennya
berkelana dulu.
Pastinya
ke tempat peternakan sapi. Atau kalo umur gue mencukupin gue bakalan coba jadi
kru tv di salah satu stasiun tv swasta. Kalo enggak keduanya paling gue les
apalah yang berhubungan dengan kerajinan tangan dan kesenian.
“Lah,
kan lo jurusan Teknik Komputer. Masa lo mau masuk kedunia seni.”
Asal
lo tau. Artis aja bisa terjun ke dunia politik. Masa gue yang biasa-biasa gini
enggak bisa banting setir. Jadi selain gue dapat ilmu komputer di jurusan gue, gue
bisa mengembangkan bakat gue di dunia tarik kesenian.
“Apa
alasan lo memutuskan banting setir kesana (dunia kesenian)?”
Gue
enggak kuat dalam hal logika. Gue enggak kuat dalam hal programmers.
Disana lo dituntut untuk berlogika dengan efekif.
“Seharusnya…”
Itu
dia masalahnya. Gue baru sadar setelah gue kuliah lima tahun. Seharusnya gue
enggak masuk kedalam perguruan tinggi dulu. Ya setidaknya gue bisa istirahat
dalam kurun waktu satu tahun. Biar gue bisa memilih gue nantinya mau kemana. Ya
dasaranya malas untuk melanjutkan ke perguruan tinggi ya jadi gini. Tunggang
langgang deh kuliahnya.
“Bener
banget apa yang lo pikirin ini. Seharusnya lo begitu dari dulu.”
Udah
telat somblak. Bisa jadi pilihan gue sekarang tidak belok kekanan. Gue menganbil
jalan lurus. Siapa tau beberapa tahun kedepan gue mendapatkan belok ke kanan
itu.
“Apaan
sih maksud lo. Enggak ngerti gue.”
"Sama.
Gue sebenarnnya mau menggunakan perumpaan, tapi ternyat sulit. Jadi, Ya
seadaanya saja."
“Pertanyaan
terakhir gue ini dalam perjumpaan kita kali ini. Apa target lo sekarang?”
Pertanyaan
yang menantang sekali. Target gue enggak banyak. Paling banyak tiga.
1.
Tamatin
ini kuliah yang anak SD aja bisa tamat dalam waktu enam tahun. Dan gue merasa
gagal untuk bisa melawan anak SD.
2.
Dalam
satu bulan ini gue bisa menulis minimal enam atau lima tulisan. Sehingga gue
juga enggak merasa rugi bayar hosting-nya pertiga bulan.
3.
Sambil
menunggu tamat kuliah gue harus bisa menguasai beberapa bahasa. Seperti Inggris,
Korea, Jepang, Arab. Paling keren sih bahasa Prancis.
4.
Mulai
menyusun dan mencari tau bagaimana kalau terjun ke dunia enterprenersip.
Gue
kira segitu aja aja target gue buat tahun ini. Dengan secara tidak langsung gue
mengundurkan diri sebagai ketua dalam perkumpulan angkatan gue ‘BLACKBOXNESIA’.
“Emang
siapa yang milih lo jadi ketuanya?”
"Gue
sendiri sih. Bukan pilihan dari anak-anak. Hahahaa."
“Ngapain
lo keluar? Vakum aja dulu. Jadi, kalo ada anak-anak yang membutuhkan, lo bisa
bantu.”
Masalah
bantu sih, Insya Allah gue siap membantu angkatan gue. Kenapa jadi bahas
beginian ya. Haha.
Intinya
gue vakum dulu di dunia BLACKBOXNESIA. Gue mau mengerjar ketinggalan gue selama
ini. Bisa jadi ketinggalan gue ini sepuluh kali lipat. Berarti gue harus kerja
kerasnya juga sepuluh kali lipat. Kalo lo mau dihormatin lo harus bisa setara
dengan mereka. Tapi kalo lo enggak bisa, setidaknya lo berusaha untuk menjadi
orang baik. Taat pada peraturan yang ada. Apaan coba.
Kalau
tidak ada sumur di ladang. Kita tidak usah mandi disana. Kalau ada waktu luang
lagi bolehlah kita membuat kandang.
“Ih,
apaan sih lo Roe. Enggak ada yang nyambung semuanya. Lo itu bukan orang betawi.
Pantun lo masih berselemak.”
"Haha..
berselemak. Udah lama banget gue enggak dengar itu kata."
“Udah
tutup aja.”
"Tutup
dimulai."
“…”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar